Jumat, 23 November 2007

kemana whale shark betina?

Tahukah sodara bahwa whale shark atau hiu bodoh (Rhinesodon typus) merupakan ikan laut terbesar dengan panjang mencapai 20 m dan berat sekitar 45 ton?. Sekali lagi IKAN LAUT terbesar. Tolong BEDAKAN dengan mammalia laut ya!!

^ ”Bedanya apa?”

Karena mammalia laut terbesar di dunia “Blue Whale” atau “Sulphur Bottom Whale” (Balanoptera musculus). Ini ikan paus. Betina dewasanya memiliki panjang rata-rata 28,66 m dan beratnya 106 ton

^ ”Anjritttt...satu gerbong kereta dong?”

* ”Iya...beda-beda dikit lah..."

Mendengar shark, sodara pasti menduga bahwa ikan ini ganas. Jangan samakan dengan yang sodara tonton di ”shark”, ”jaws” atau ”deep blue sea”. Ikan ini kalem kok...makanya disebut hiu bodoh alias ”hiu kok kalem...??” Ikan ini tidak pernah diketahui sebagai penyerang manusia.

Whale shark, merupakan salah satu dari tiga hiu yang merupakan filter-feeders, menggunakan penggaruk bertakeran (gill rakers) untuk menciduk udang, ikan kecil-kecil dan binatang laut kecil-kecil lainnya sebagai makanan utamanya. Hewan ini mempunyai insting luar biasa dalam menemukan konsentrasi pusat makanan. Dia terlihat di lebih dari 100 tempat di dunia – termasuk Filipina, Laut Cina Selatan dan Indonesia, sekitar India, Australia dan Afrika, sekitar Mexico, Amerika Serikat dan Kepulauan Galapagos (Ecuador).

Pada waktu-waktu tertentu sebenarnya sodara bisa melihat di beberapa perairan Indonesia. Di Bali utara (Lovina-Celukanbawang sampai Gilimanuk), beberapa kali ikan ini nampak ke permukaan. Masyarakat menyebutnya sebagai “ulam agung” atau ikan besar atau ikan dewa. Di sepanjang perairan Teluk Cenderawasih-Papua, sodara bisa menjumpai ikan ini di Tanjung Mangguar. Meskipun ikan ini katanya termasuk ikan penjelajah, namun ikan yang ada di Tanjung Mangguar ini sepertinya termasuk resident.

^ ”Kalau yang biasa ditangkap oleh penduduk Lamalera, jenis yang ini juga gak?

* ”Bukan...itu biasanya dari jenis paus atau sperm whale. Mereka menggunakan cara tradisional melalui aksi lamafa, meskipun sekarang juga dianggap membahayakan bagi kelestarian paus”

Whale shark mempunyai ciri khas berupa bintik-bintik bercahaya seperti bintang. Bintik-bintik inilah sebagai penanda jenis seperti juga pada manta rays mempunyai tanda gelap di badan bagian bawahnya, blue whales mempunyai tanda di sisinya. Grey nurse mempunyai pola juga termasuk wrasse dan banyak ikan karang. Di darat, anjing liar Afrika dan macan tutul dapat dikenal dari tutul-tutulnya dan tanda di kulitnya. Zebra atau jerapah dari pola garis-garisnya. Pola kumis pada harimau dapat dipakai untuk mengindentifikasi.

^ ”Kalau pada manusia apa dong penanda jenisnya?”

* “Sidik jari, retina mata, atau melalui DNA”

Kembali lagi ke whale shark, Konon, ikan ini pertama kali tercatat pada tahun 1828, dan hanya 350 individu tercatat dalam 150 tahun berikutnya. Karena ikan ini jarang bisa diketemukan, sehingga keberadaannya, cara berkembang biak atau tempat tinggal kesukaannya belum banyak diketahui. Selain sukar ditemukan, ikan ini juga sukar ditangkap (berat booo....). Hal ini membuat kecendruingan ikan ini terancam menjadi punah. Bahkan ternyata hewan ini hanya dilindungi di beberapa negara aja lho....

^ ”Termasuk Indonesia?”

* ”Mbuh....”

Kecepatan renangnya antara 1-5 meter per detik, sungguh pas untuk observasi. Meskipun dapat menyelam sedalam 1.500 meter, namun ikan ini lebih sering berenang kepermukaan. Sifatnya yang tenang menjadikan dia tidak bahaya dibanding dengan hiu lain yang besar. Tetapi dia juga bisa dinamis.
Ikan ini langka, namun sayangnya saat ini sebagian besar hanya para pemburu yang menganggapnya sebagai nilai penting. Status pelestariannya tercatat di tahun 1996 sebagai “data tidak sempurna”. Kemudian laporan mulai berdatangan bari para praktisi kelautan bahwa jumlahnya menurun, dan orang akhirnya menyadari betapa mudahnya mereka diserang.

Ikan ini punya hanya sedikit musuh. Meski orcas dan hiu ganas kadang menyerang whale shark muda, namun ikan ini masuk dalam daftar panjang jenis yang jadi korban selera kegemaran manusia akan makanan laut. Akhir tahun 1990an, permintaan daging dan sirip whale shark di pasar Asia melonjak, khususnya di Taiwan dan Cina. Untuk memenuhi permintaan, orang mencari whale shark dari Filipina, India dan Lautan Pasifik.

Untuk bertahan, whale sharks tergantung pada banyaknya populasi binatang laut kecil-kecil yang mencerminkan kondisi lautnya serta bioproduktivitasnya. Karena whale sharks berkelana sangat jauh untuk mencari makan, demografis ikan ini dapat menjadi indikasi kesehatan laut dan dampaknya bagi manusia.

Dari pada memburu ikan hiu ini, lebih menguntungkan membiarkan mereka hidup. Whale shark di Ningaloo misalnya, mampu menarik lebih dari 5.000 pengunjung setahun, paling banyak dari April hingga Juni, menghasilkan devisa senilai lebih kurang 10 juta US$. Seekor whale shark hidup lebih banyak menghasilkan uang daripada kalau dia mati.

Whale shark pantas untuk dilestarikan dan kita bisa melakukan hal itu!!! Whale shark adalah seekor binatang yang besar, cantik, karismatik dan tidak berbahaya. Merupakan satu tanda kesehatan lautan. Dan masih banyak hal yang merupakan misteri mengenai whale shark.
Masih banyak hal-hal yang merupakan tanda tanya yang masih harus dijawab. Dimana mereka berkembang biak? Atau waktu hiu jantan muda berkumpul, tidak ada yang tahu dimana betinanya berada?

^ ”Kok bisa ya...betinanya menghilang begitu saja?”

* ” Sumpah...bukan saya yang melarikannya..”

Kamis, 22 November 2007

koteka, berbagi fungsi nasibmu kini

^ ”Kemarin sampeyan sudah cerita sedikit banyak tentang apa itu koteka dan moge, terbuat dari apa barang itu, bentuknya dan gunanya untuk apa saja... Tapi selama aku di Papua kok jarang sekali melihat orang pake koteka dan moge yo?..meskipun ketika aku jalan-jalan ke Wamena atau pegunungan Nabire. Palingan yang ada hanya untuk atraksi saja, abis foto-foto mereka langsung ngabur pake pakaian seperti kita lagi”

* ”Hmmm..ceritanya hampir sama ketika saya, jarang sekali sekarang melihat orang-orang Madura makan jagung. Produk jagung mereka melimpah ruah, tapi mereka malah memilih antre berpuluh-puluh meter di depan kantor desa untuk mendapatkan jatah beras”

Memang seiring waktu, koteka tak lagi dipakai. Apalagi benda ini dilarang di kendaraan umum dan sekolah-sekolah. Kalaupun ada, koteka hanya untuk diperjualbelikan sebagai cenderamata saja. Kita dengan mudah mendapatkannya di took-toko souvenir, atau di bandara.
Di kawasan pegunungan, seperti Wamena-pun, koteka hanya kadang-kadang saja dipakai. Itupun hanya untuk kepentingan wisata saja. Untuk berfoto dengan pemakainya, wisatawan harus merogoh kantong beberapa puluh ribu rupiah.

Sejak injil pertama kali dianjarkan di tanah Papua, para misionaris sudah mengampanyekan pengunaan celana pendek sebagai penganti koteka. Tapi tentu saja hal itu tidak mudah. Suku Dani di Lembah Baliem misalnya, saat itu mau menggunakan celana, namun tetap mempertahankan koteka.

Kampaye ini dipertegas lagi oleh Pemerintah RI sejak 1960-an. Melalui tangan-tangan para gubernur Papua, sejak Frans Kaisiepo pada 1964, kampanye antikoteka digelar.

Lebih kedepan lagi, pada 1971, dikenal istilah "operasi koteka". Operasi ini digelar dengan membagi-bagikan pakaian kepada penduduk secara gratis. Namun meskipun gratis, karena tidak ada sabun, pakaian itu akhirnya tak pernah dicuci. Pada akhirnya warga Papua malah terserang penyakit kulit.

* ”Ini ironi atau hal biasa?”

^ ”Yoo wajar saja toh? Lha wong jaman sudah beradab seperti sekarang ini kok masih pake koteka... Ntar kena pasal UU pornografi malah...”

* ”Peduli amat dengan UU pornografi? Siapa yang berani bilang bahwa memakai pakaian seperti kita ini jauh lebih beradab. Siapa yang bilang bahwa memakai bikini lebih sopan dibanding koteka atau moge? Coba ...apa sodara nafsu melihat para wanita papua memakai moge?

^ “Yo ora to..... Kecualiiiiii....”

* “Kecuali apa?”

^ “Kecuali yang memakainya Nadine Candrawinata”