Minggu, 18 November 2007

adakah sampeyan seperti...?? ( Part II )

^ "Lalu bagaimana kelanjutan kisah sampeyan yang kemaren itu?"

Kini...
Saya telah bergelar sarjana, sebuah gelar yang umumnya malah tidak dimiliki oleh para aktifis kampus lainnya. Dan, semuanya selalu berjalan seperti yang apa yang saya inginkan. Dunia mahasiswa di kampus atau di pergerakan bagi saya seperti bermain game, dengan kode curang (cheat code) semua prosesnya dapat dilewati dengan satu kata; Kemenangan. Namun seperti waktu bagi kebanyakan mantan aktifis- saya juga merasa telah berubah pada wujud yang asli. Tiba-tiba kini saya makin percaya bahwa Plato, David Hume, Berkeley, dan berujung pada Hegel adalah panutan terbaik yang harus saya ikuti, mereka adalah dewa-dewa dalam alam ideologi borjuasi.

Cap hedonisme yang kerap kali saya lontarkan pada mahasiwa yang hanya bergaya dikampus rupanya enak juga di kecap. Dan rupanya untuk itulah saya hidup, yaitu sebagai bagian materialistik-mekanistik seperti apa yang ada diotak Aristippus of Cyrine dan Epicurus kira-kira 500 SM yang lampau. Inilah hidup saya, egois guna meraih kesenangan adalah tujuan akhir dari kehidupan yang paling mulia bagi setiap insan. Dan bukankah pahlawan ekonomi kapitalis, Jhon Maynard Keynes pernah berujar bahwa keserakahan adalah modal utama bagi umat manusia meraih kemakmuran?

Akhirnya tahapan kedua telah menanti, dan saya yakin saya akan menang. Sebab di panggung politik Republik Entah Berantah ini yang menang adalah mereka yang busuk. Lihatlah, betapa koruptor pun bisa mencalonkan diri sebagai presiden. Konglomerat bebas mengemplang utang negara. Pemerintah menyelamatkan koruptor. Suap adalah syarat tunggal administrasi. Hukum berbanding lurus dengan uang. Ah saya yakin sekali bahwa saya adalah generasi penerus yang dinanti-nantikan negeri ini. Sebab, karakter sarjana model saya memang benar-benar cocok dinegeri ini.

^ “Siapa sebenarnya yang menjadi tokoh dalam tulisan ini”

* “Bisa jadi saya atau mungkin sodara”

Tidak ada komentar: